Saat ini, ada berbagai macam produk makanan yang diproduksi. Berbagai macam jenis makanan baru dikembangkan. Hal ini dikarenakan semakin tingginya kebutuhan masyarakat dalam bidang makanan. Oleh karena itu, banyak pengusaha yang menjadikan hal ini sebagai salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Akan tetapi, pengusaha yang ingin memproduksi makanan perlu memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah ketahanan produk makanan yang diproduksi. Hal ini dilakukan agar makanan yang dikonsumsi oleh konsumen benar – benar aman dan memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu, pengusaha produk makanan perlu menguji ketahanan produk makanan yang mereka buat.
Berbagai Macam Uji Ketahanan Produk Makanan
Secara umum, ketahanan produk makanan merupakan durasi berapa lama suatu produk makanan tersebut dapat dikonsumsi dengan layak tanpa mengalami perubahan termasuk perubahan fisika maupun kimia. Informasi mengenai ketahanan suatu produk makanan dilakukan dengan mencantumkan tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Oleh karena itu, uji ketahanan produk makanan merupakan suatu uji untuk menentukan tanggal kadaluarsa dari produk makanan tersebut.
Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk menguji ketahanan suatu produk makanan. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menguji ketahanan produk makanan adalah metode ASLT Model Arrhenius. Metode ini digunakan untuk menentukan ketahanan produk makanan maupun minuman yang memiliki ketahanan rendah terhadap reaksi kimia. Dengan kata lain, metode ASLT Model Arrhenius digunakan untuk produk yang mudah rusak karena reaksi kimia. Beberapa reaksi kimia yang sering memicu kerusakan produk makanan adalah degradasi enzimatis, reaksi oksidasi lemak, degradasi non enzimatis, kerusakan vitamin, kontaminasi mikroba, denaturasi protein, dll. Selain itu, suhu lingkungan juga mempengaruhi ketahanan produk makanan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat pula reaksi kimia itu terjadi. Beberapa produk makanan yang bisa diuji dengan metode ASLT Model Arrhenius adalah frozen meat, susu UHT, jus buah, dll.
Metode lain yang bisa digunakan adalah metode ASLT Model Kadar Air Kritis. Metode ini digunakan untuk mengukur ketahanan produk makanan yang mudah rusak karena adanya penyerapan air berlebih. Umumnya, produk makanan yang bisa diuji dengan metode ini adalah produk kering. Hal ini dikarenakan produk kering rawan rusak jika terkena air berlebih. Ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan saat menggunakan metode ASLT Model Kadar Air Kritis seperti kelembaban relatif ruang penyimpanan serta permeabilitas kemasan. Hal ini dikarenakan setiap ruangan memiliki kelembaban yang berbeda. Selain itu, setiap kemasan juga memiliki permeabilitas terhadap air yang berbeda. Suatu produk makanan dapat dikatakan rusak karena air jika ada perubahan fisik yang teramati. Beberapa perubahan fisik tersebut adalah biskuit, kerupuk, permen, bumbu instan, dll.
Menguji Ketahanan Produk di Laboratorium
Bagi pengusaha produk makanan yang tidak bisa melakukan uji ketahanan produk makanan secara mandiri, mereka bisa mengirimkan sampel produk makanan mereka ke laboratorium yang menyediakan uji ketahanan produk makanan. Hal ini dilakukan agar nilai ketahanan produk makanan mereka memiliki akurasi yang tinggi. Ada beberapa laboratorium yang menyediakan layanan uji ketahanan produk makanan tersebut. Salah satunya adalah Gizigo. Para klien bisa dengan mudah mengirimkan sampel mereka dan memilih uji produk makanan yang mereka kehendaki di sini. Untuk uji ketahanan produk makanan, mereka bisa memilih Uji Umur Simpan Produk atau Shelf-Life Determination. Gizigo menggunakan metode real time maupun akselerasi untuk mendapatkan umur simpan produk yang akurat.